Jika
peredaran uang di Indonesia dianggap dapat memicu timbulnya inflasi, apa
tindakan Bank Indonesia sebagai pelaksana kebijaksanaan moneter ?
INFLASI adalah
kecenderungan naiknya harga barang-barang pada umumnya. Dalam mengatur laju
inflasi, Bank Indonesia berupaya agar uang yang beredar tidak terlalu banyak
dan tidak terlalu sedikit di masyarakat. Kebijakan Bank Indonesia mempengaruhi
jumlah uang yang beredar, tingkat bunga, serta perilaku masyarakat dan dunia
usaha. Bank Indonesia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan, karena
apabila jumlah uang beredar terlalu banyak akan terjadi INFLASI. Sedangkan
apabila jumlah uang yang beredar terlalu sedikit, maka akan terjadi DEFLASI.
Uang beredar yang terlalu sedikit juga menyebabkan penyaluran kredit menjadi
sedikit.
Di dalam kehidupan
masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh kebijakan dari bank
sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang melalui kebijakan moneter.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar adalah:
1. Kebijakan Bank Sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter (meliputi:
politik diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio, politik kredit
selektif) dalam mencetak dan mengedarkan uang kartal.
2. Kebijakan
pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah peredaran uang dengan cara
mencetak uang logam dan uang kertas yang nominalnya kecil.
3. Bank umum
dapat menciptakan uang giral melalui pembelian saham dan surat berharga.
4. Tingkat
pendapatan masyarakat
5. Tingkat
suku bunga bank
6. Selera
konsumen terhadap suatu barang (semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu
barang maka harga barang tersebut akan terdorong naik, sehingga akan mendorong
jumlah uang yang beredar semakin banyak, demikian sebaliknya)
7. Harga
barang
8. Kebijakan
kredit dari pemerintah
Dari beberapa
faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka kita
dapat melihat hal apa saja yang mempengaruhi permintaan uang, yaitu:
1. besar
kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional.
2. cepat
lambatnya laju peredaran uang.
3. motif
memiliki uang tunai, J.M Keynes dalam teori liquidity preference: motif
transaksi (transaction motive), motif berjaga-jaga (precautionary motive),
motif spekulasi (speculative motive).
Bila ada hal
yang mempengaruhi permintaan uang, berarti ada hal yang mempengaruhi penawaran
uang juga, yaitu:
1. tinggi rendahnya tingkat bunga
2. tingkat pendapatan masyarakat
3. jumlah penduduk
4. keadaan letak geografis
5. struktur ekonomi masyarakat
6. penguasaan iptek
7. globalisasi ekonomi
BI sebagai pelaksana kebijakan moneter akan melakukan tindakan sebagai
berikut :
• Politik diskoto (Politik uang ketat): bank menaikkan suku bunga sehingga
jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.Kebijakan diskonto dilakukan dengan
menaikkan tingkat bunga sehingga mengurangi keinginan badan-badan pemberi
kredit untuk mengeluarkan pinjaman guna memenuhi permintaan pinjaman dari
masyarakat. Akibatnya, jumlah kredit yang dikeluarkan oleh badan-badan kredit
akan berkurang, yang pada akhirnya mengurangi tekanan inflasi.
• Politik
pasar terbuka: bank sentral menjual obligasi atau surat berharga ke pasar modal
untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan menjual surat berharga bank
sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga jumlah uang
beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih rendah.Operasi pasar
terbuka (open market operation), biasa disebut dengan kebijakan uang ketat
(tight money policy), dilakukan dengan menjual surat-surat berharga, seperti
obligasi negara, kepada masyarakat dan bank-bank. Akibatnya, jumlah uang
beredar di masyarakat dan pemberian kredit oleh badan-badan kredit (bank)
berkurang, yang pada akhirnya dapat mengurangi tekanan inflasi.
• Peningkatan
cash ratio: Kebijakan persediaan kas artinya cadangan yang diwajibkan oleh Bank
Sentral kepada bank-bank umum yang besarnya tergantung kepada keputusan dari
bank sentral/pemerintah. Dengan jalan menaikan perbandingan antara uang yang
beredar dengan uang yang mengendap di dalam kas mengakibatkan kemampuan bank
untuk menciptakan kredit berkurang sehingga jumlah uang yang beredar akan
berkurang. Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank sehingga jumlah uang
bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal
ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
Mengapa
inflasi yang terjadi karena naiknya biaya produksi kurang diharapkan dalam
perekonomian Indonesia ?
Inflasi yang
timbul karena kenaikan biaya produksi terjadi karena adanya perubahan tingkat
penawaran, kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan
distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat
secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau
berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat
memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau
juga karena terbentuknya posisi nilai perekonomian yang baru terhadap produk
tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.
Berkurangnya
produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis
di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau
kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi
(penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di
pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam
hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
Empat
faktor utama yang menyebabkan timbulnya perdagangan Internasional
Perdagangan
Internasional dapat diartikan sebagai suatu hubungan kerjasama ekonomi yang
dilakukan oleh negara yang satu dengan negara lain yang berkaitan dengan barang
dan jasa sehingga mampu membawa suatu kemakmuran bagi suatu negara.
Perdagangan
internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antar negara yang diwujudkan
dengan adanya proses pertukaran barang dan jasa atas dasar suka rela dan saling
menguntungkan. Perdagangan Internasional juga dikenal dengan sebutan
perdagangan dunia. Perdagangan Internasional terbagi menjadi dua bagian yaitu
impor dan ekspor, yang biasanya disebut sebagai perdagangan ekspor impor.
Tentu ada
banyak faktor yang mempengaruhi perdagangan internasional. faktor-faktor yang
mempengaruhinya antara lain sebagai berikut.
1. Perbedaan
sumber daya alam yang dimiliki : Sumber daya alam yang dimiliki masing-masing
negara berbeda. Jarang sekali suatu negara dapat memenuhi seluruh kebutuhannya
dengan sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena itu masing-masing negara
harus melakukan pertukaran.
2. Efisiensi
(penghematan biaya produksi) : dengan adanya perdagangan internasional suatu
negara dapat memasarkan hasil produksinya pada banyak negara. Negara tersebut
berproduksi dalam jumlah besar sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Barang
yang diproduksi dalam jumlah besar akan lebih murah daripada barang yang
diproduksi dalam jumlah kecil.
3. Tingkat
teknologi yang digunakan : Beberapa negara yang telah menggunakan teknologi
lebih modern dapat memproduksi barang dengan harga lebih murah daripada yang
menggunakan teknologi sederhana. Sebagai conto indonesia mengimpor mobil dari
jepang karena jepang telah maju dalam teknologi pembuatan mobil
4. Selera :
Indonesia mengimpor buah apel dari Amerika Serikat padahalbuah apel dapat
dihasilkan di dalam negeri. Buah apel dari Amerika Serikat menurut sebagian
orang lebih mengundang selera dibandingkan buah apel lokal.
Faktor yang
juga berpengaruh terhadap perdagangan internasional adalah faktor sosial,
budaya, politik, dan pertahanan keamanan (hankam).